"Umpama boh panah ngen boh cempedak, lam kitab na geupeugah boh panah nyan haleu pajoh, sedangkan boh cempedak hana geupeugah, kiban tacok hukom? maka ulama membandingkan (Qias) kesamaan atau kemiripan dari dua benda itu untuk mengambil hukumnya, sehingga apa yang menjadi dalil buah nangka halal untuk dimakan maka dalil itulah yang dipakai untuk buah cempedak yang juga halal dimakan.
sekarang lihatlah tentang qada shalat, si beurangkasoe tinggai sembahyang karena tuwo atawa tertidur maka wajeb qada sembahyang. cuma bagi orang yang meninggalkannya secara sengaja bagaimana? apakah tidak wajib qada, karena pada dalil hanya menunjukkan kepada yang lupa atau tertidur saja?
jawabannya:
"meu ureung teungeut dan tuwo manteng yang hana sengaja tinggai sembahyang tapi geuyue qada cit, peulom ureung yang sadar dan dengan segaja geutinggai sembahyang. aci tapike siat nye tanyoe manteng na waras, atau utak tanyoe hana le ka keunoe (sambil menunjuk ke lutut) "
"orang yang tertidur atau lupa saja, yang secara tidak sengaja tinggal shalat tapi diharuskan menqada shalatnya, apalagi orang yang sadar dan dengan sengaja meninggalkan shalat. coba pikir jika kita masih waras, atau otak kita sudah disini (lutut)"
Kata Abu Mudi Samalanga